mengerti

"Kalau semuanya sudah selesai, kamu datang lagi tidak apa-apa. Kalau belum, selesaikan dulu. Aku tidak mau jadi penghambat."

Senyum itu tetap di sana. Bahkan setelah beberapa menit kalimat itu terhenti. Kamu tetap menatapku yang diam. Kamu juga diam. Tetap tersenyum.

Membuatku makin bingung. Sebenarnya apa maksud semesta mengatur semua ini.

"Maksudmu?" akhirnya aku mengeluarkan suara tanda tanya.

"Aku rasa kamu cukup mengerti. Kamu hanya ingin mendengarnya lagi. Tapi tidak akan kuulangi lagi," suaramu. Tetap tenang. Seolah kalimatmu tadi tidak ada apa-apanya. Tidak berpengaruh pada apapun. Tidak ada pengaruhnya bagiku.

Padahal, sangat.

Terkadang aku bingung memikirkan bagaimana kamu berpikir. Yang akan membuatku semakin pusing. Kita, kamu dan aku, terlalu berbeda. Sangat berbeda.

Terlampau berbeda. Sebenarnya tak pantas bersama. Tapi, kita, kamu dan aku, sama-sama menyalahi semesta. Hingga ia kesal dan kini mempermainkan kita, kamu dan aku.

Kukira semuanya akan impas.

Hingga kini merasa terpermainkan. Rasanya semesta kejam sekali denganku.

Dan memang begitu adanya.

"Sudah, ya?" kamu bersuara lagi. Mengambil alihku. Yang sedari tadi hanya diam. Otakku tak dapat berjalan dengan baik lagi. Aku hanya diam. Menatapmu. Bingung mau bicara apa.

Aku tak menganggap diamku akan menjadi jalan keluar. Tetapi tak yakin juga tentang hal apa yang akan kukatakan.

"Sudah apa? Semua ini sudah? Kamu pikir aku apa bagimu?"

"Segalanya."

Aku diam lagi. Kamu selalu bisa mudah membuatku bungkam.

"Aku? Aku apa bagimu?"

Pertanyaanku dibalik. Kamu juga segalanya bagiku.

"Kamu porosku."

"Tapi selama ini bukan."

"Kamu bicara asal lagi. Berhenti."

"Iya, makanya, sudah."

Semesta seakan tertawa. Puas mengerjaiku. Dan belum cukup puas. Kamu masih di sana.

"Bahagia terus, ya?"

Kamu masih tersenyum. Mungkin aku bukan segalanya bagimu. Dan tak pernah jadi segalanya. Kamu begitu hanya buatku senang sementara saja.

"Tidak."

"Aku pergi."

"Terserah."

"Jaga dirimu."

"Tidak."

Dan kamu hilang. Berjalan seolah video mode lambat. Menjauh dariku.

Baik. Semuanya berakhir.

***

Aku sungguh-sungguh. Kau semestaku.

Dan kau yang mempermainkanku.

Aku tahu kau sakit. Aku pun begitu.

Satu hal yang kau perlu tahu.

Kau selalu jadi segalanya bagiku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istilah-istilah yang Ada di Role Player

Lama atau Nggak?

SEVENTEEN - Boom Boom