Berhenti | Seventeen Jun's birthday fanfict
Meskipun itu dari jauh. Itu semua sudah sangat cukup bagiku.
Melihatmu yang selalu tersenyum lebar. Di antara ke-12 orang lainnya.
Meskipun bukan kau yang paling menonjol bagi yang lainnya. Tetapi kedua mataku selalu tertuju padamu.
Seolah hanya terpaku pada sosokmu.
Setiap detik berjalan begitu lambat bagiku.
Kau berjalan seolah dalam video mode 2 kali lebih lambat.
Setiap langkahmu menyusuri setapak panggung itu terikuti pandanganku.
Setiap lambaian tanganmu membuat jantungku berhenti berdetak sesaat.
Setiap pandanganmu menyusuri penggemar, aliran darahku terhenti.
Kata-kata yang sama terus bergema di otakku.
Apakah kau menyadari kehadiranku?
***
"Aku akan menjadi seorang trainee dan debut."
"Eh? Aku kira kau sudah menjadi aktor?" tanyaku. Masih sibuk menggariskan arang pensil pada kertas.
"Aku akan bergabung dengan agensi Korea."
Gerakan tanganku terhenti.
"Kau akan menjadi idola?" tanyaku. Kau menganggukkan kepala.
"Bagaimana dengan itu? Terdengar keren, bukan?" kau terlihat antusias. Terlihat dari senyummu yang terlampau lebar.
"Ya, itu keren."
"Bagaimana dengan keluargamu?" suaraku terdengar lagi. Bahkan aku tak lagi menyadarinya jika semua inderaku kugunakan hanya untuk mendengarmu.
"Semuanya mendukungku. Aku akan berangkat ke Seoul 3 hari lagi," katamu. Begitu ringan.
"3 hari lagi?"
Kau menganggukkan kepalamu bersemangat. Seolah kau sangat menantikan itu. Seolah akan berlibur ke suatu tempat yang sudah lama kau dambakan.
Dan tidak akan pernah kembali.
***
Sejak saat itu kita tidak pernah bertemu lagi.
Setidaknya kau yang tidak melihatku. Aku ada di antara pilar bandara.
Turut mengantarkanmu.
Bersembunyi di antara air mata Ibumu. Di antara nasihat Ayahmu. Di antara keheningan adikmu yang hanya tahu kau akan pergi sebentar.
Aku di belakang salah satu pilar bandara. Menghela nafas berat.
Kedua mataku terlampau perih untuk kembali mengeluarkan air mata.
Aku di sini.
Bersembunyi di antara perasaan yang tak pernah tersampaikan.
***
"Nak, Junhui sudah debut. Ibunya memberikan satu albumnya tadi. Katanya dikirimkan Junhui untukmu."
Jantungku berhenti berdetak dalam tiga detik.
Dikirimkan untukku.
"Terima kasih, Bu."
Benda persegi itu kini ada di tanganku. Tertulis namaku pada sampulnya.
Dan banyak tanda tangan di bawahnya. Dan salah satu yang paling menonjol.
Emotikon tersenyum.
Dan nama Junhui ada di bawahnya.
Aku tersenyum kecil.
Aku merindukanmu.
***
Di sinilah aku.
Di antara ribuan penggemarmu. Aku tersenyum kecil.
Kini, aku penggemarmu juga.
Sesaat sebelum lampu dimatikan dan layar besar menampilkan video grupmu.
Kukeluarkan perlengkapan penggemarku dari tas. Dan bersiap menyalakan lightstick dan menyiapkan slogan untuk mendukungmu.
Kini aku bukan pengagummu. Aku sudah jadi penggemarmu.
***
Nomor Tak Dikenal: Kenapa kau tidak mengatakan jika kau ada di Seoul!!
Nomor Tak Dikenal: Besok kau harus menemuiku, aku akan bilang pada staff jika kau temanku
Nomor Tak Dikenal: Besok kau harus datang lagi! Ingat ini!!
Nomor Tak Dikenal: Oh, ini aku Junhui. Meminta nomormu dari Ibuku. Besok kau harus menemui staff saat konser selesai!
Nomor Tak Dikenal: Kalau tidak
Nomor Tak Dikenal: Aku akan menemukanmu di antara ribuan Carat!!!!
***
Temukan aku di antara ribuan penggemarmu, Junhui.
Hari ini aku sudah kembali.
Aku sudah menyadari semuanya.
Bahwa aku bukan pengagummu. Bukan juga penggemarmu.
Aku hanya lewat saja dalam cerita hidupmu.
***
Happy Birthday, Sayangnya aku!!!!
Komentar
Posting Komentar