mengerti
"Kalau semuanya sudah selesai, kamu datang lagi tidak apa-apa. Kalau belum, selesaikan dulu. Aku tidak mau jadi penghambat." Senyum itu tetap di sana. Bahkan setelah beberapa menit kalimat itu terhenti. Kamu tetap menatapku yang diam. Kamu juga diam. Tetap tersenyum. Membuatku makin bingung. Sebenarnya apa maksud semesta mengatur semua ini. "Maksudmu?" akhirnya aku mengeluarkan suara tanda tanya. "Aku rasa kamu cukup mengerti. Kamu hanya ingin mendengarnya lagi. Tapi tidak akan kuulangi lagi," suaramu. Tetap tenang. Seolah kalimatmu tadi tidak ada apa-apanya. Tidak berpengaruh pada apapun. Tidak ada pengaruhnya bagiku. Padahal, sangat. Terkadang aku bingung memikirkan bagaimana kamu berpikir. Yang akan membuatku semakin pusing. Kita, kamu dan aku, terlalu berbeda. Sangat berbeda. Terlampau berbeda. Sebenarnya tak pantas bersama. Tapi, kita, kamu dan aku, sama-sama menyalahi semesta. Hingga ia kesal dan kini mempermainkan kita, kamu dan aku. ...